Showing posts with label Indonesian Architecture. Show all posts
Showing posts with label Indonesian Architecture. Show all posts

Daniel Libeskind’s New Apartment Complex in Milan


Daniel Libeskind’s New Apartment Complex in Milan

In Milan, city officials and development company Assicurazioni Generali are in the midst of transforming Milano Fiera, a 90-acre site first built to host a 1920 trade fair. The location, just west of La Triennale, takes advantage of a rare find: a swath of available land in the historic center of an otherwise dense city. Called City Life, the residential, commercial, and cultural complex is being designed by three different architecture firms: Studio Libeskind, Zaha Hadid Architects, and Arata Isozaki & Associates. City Life will also create a new subway stop for the city’s metro, a system which serves over one million riders each day.

During last month’s Salone Mobile, architect Daniel Libeskind, who conceived the project’s master plan and who moved to the city on a part-time basis to oversee the design, unveiled the residential components his firm created. Situated along City Life’s perimeter, the buildings respond to the scale of their context, ranging from small villas to a 14-story tower. Clad in Italian tile, the structures are contoured with Libeskind’s distinctive angularity. Wood brise-soleils provide shade from the intense Italian sun while softening the appearance of the façades. Collectively, the buildings help frame a central courtyard—a nod to Italy’s architectural history and a big amenity for contemporary life. As Libeskind said in a statement, “While a new lifestyle emerges in Milan, there is a need to connect work and new possibilities of living in a sustainably responsive and environmentally advanced way.”
Cool.


Arsitektur Post Modern


Arsitektur Post Modern


Pengertian Post Modern
Post modern adalah istilah-istilah yang populer dari kalangan gedongan dan para elit yang dikenal sebagai intelektual yang trendi. Istilah Post Modern sendiri lahir dan dipopulerkan oleh kritis sejarah arsitektur, Charles Jencks dalam sebuah seminar di Universitas Eidhoven tahun 1978 gagasan ini menjadi tema pembicaraan arsitektur dalam Bienal di Venesia tahun 1980. Publikasi Jencks dalam kawasan berbahasa Inggris, Heinrich Klotz dalam bahasa Jerman, dan Paulo Porthogesi dalam bahasa Italia, yang kesemuanya dikenal sebagai sejarawan abad ke-20 yang membuat istilah Post Modern menjadi populer. Pada umumnya, pengertiannya dikaitkan dengan reaksi penyempurnaan atau revisi terhadap gerakan modernisasi dalam arsitektur dan seni di Eropa Barat dan di Ameika Serikat. Post modern menunjukkan apa yang telah kita tinggalkan dan melalui tapi belum menerangkan dimana kita akan tiba. Jadi arsitektur post modern belum sampai pada tujuannya yang baru tetapi juga belum melepaskan semua makna modernya. Post modern juga bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan dan teori. Masing-masing menggelarkan pengertian tersendiri tentang dan mengenai post modern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa post modern itu berarti “sehabis moder” (modern sudah usai), “setelah modern” (modern masih berlanjut tetapi sudah tidak lagi popuer dan dominan), atau ada yang mengartikan sebagai “kelanjutan modern” (modern masih berlangsung terus tetapi dengan melakukan penyesuaian atau adaptasi dengan perkembangan dan pembaharuan yang terjadi di masa kini). Di dalam dunia arsitektur, post modern menunjukkan pada sesuatu proses atau kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langganan yakni langgam post modern.
Latar Belakang Post Modern
Pemunculan post modern tidak bisa dipisahkan dari aspek yang berlaku sebelumnya yakni arsitektur modern. Arsitektur modern yang sudah berjalan selama lebih kurang setengah abad mulai mencapai titik kejenuhan. Konsep-konsep yang terlalu logis dan rasional serta kurangnya memperhatikan nilai-nilai sosial, lingkungan dan emosi yang ada dalam masyarakat mendapat berbagai kritik dan tanggapan artinya arsitektur modern lebih cenderung untuk memperhatikan bagaimana caranya manusia harus hidup dan kurangnya perhatian terhadap kehidupan manusia yang sebenarnya (bersifat sepihak). Karya-karyanya pun sangat kaku, membosankan dan tidak memiliki identitas, karena mempunyai langgam yang sama pada hampir semua jenis bangunan di berbagai tempat.
Kelompok arsitek baru kemudian bertekad untuk menetapkan suatu dasar filsafat dan format baru yang lebih luas bagi desain. Dalam usahanya untuk suatu perbendaharaan arsitektur yang baru, maka para arsitek yang baru ini berpaling pada sumber-sumber yang beragam sifatnya dahulu dihindari, seperti Rennisance-Itali, Barok-Jerman, Las Vegas dan lainnya.
Pada tanggal 15 Juli 1972, blok-blok perumahan di Pruitt Igoe dan peninggalan arsitektur modern diruntuhkan. Ada yang menganggap tanggal tersebut resmi sebagai matinya arsitektur modern.
Dalam beberapa waktu, perdebatan para kalangan arsitek telah disadari oleh masyarakat sehingga para arsitek baru mulai mencoba mengadakan komunikasi di antara bangunan, masyarakat dan lingkungan. Kemudian kelompok baru mulai mengemukakan pandangan-pandangannya yakni sadar berpilih-pilih tentang tata hubung antara bentuk dan isi dan sangat peka terhadap preseden sejarah dan kebudayaan.
Kelompok ini kemudian menyebutkan dirinya sebagai arsitek “post modern” atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “pasca modern” yang mulai menonjolkan karya nyatanya pada tahun 1966-an. Sebenarnya gejala pasca modern ini sudah ditunjukkan pada pertengahan 1950-an yaitu pada karya Le Corbusier sebuah Gereja di Ronchamp yang sangat menyimpang dari gaya internasional. Pasca modern dimulai akhir 1950-an secara sedikit demi sedikit, baik secara terang-terangan maupun tersamar. Bermula dari penggunaan bentuk-bentuk lama, elemen-elemen tradisional, historis dipadu dengan penyederhanaan elemen-elemen modern. Komposisi unsur-unsur bangunan menyampaikan makna tertentu yang dapat dibaca. Demikian percobaan-percobaan dilakukan terus menerus dan diharapkan ada suatu timbal balik dari arsitek, pemakai masyarakat awam, dan lingkungan alam.
Ciri-ciri dan Pokok Post Modern
Post modern ditandai dengan timbulnya kembali bentuk-bentuk klasik, mengolah bangunan tradisi (vernakular) dan memperbaiki fungsinya. Ciri-ciri dari post modern ini antara lain:
· Aspek penyatuan dengan lingkungan dan sejarah, juga menyesuaikan dengan situasi sekitar
· Unsur-unsur yang dimasukkan tidak hanya berfungsi semata tetapi juga sebagai elemen penghias
· Pemakaian elemen geometris, sederhana terlihat sebagai suatu bentuk yang tidak fungsional, tetapi ditonjolkan sebagai unsur penambah keselarasan dalam komposisi ataupun dekor.
· Warnanya cenderung menor dan erotik, yang didominasi bukan oleh warna dasar tetapi oleh warna campuran yang banyak dipengaruhi pastel, kuning, merah dan biru ungu.
· Mengandalkan komposisi hibrid yang menghalalkan orang untuk mengambil elemen-elemen yang pernah ada untuk dimodifikasi sebagai kaya college/pastich.
Pokok Pikiran Post Modern
Pokok-pokok pikiran yang dipakai oleh para arsitek post modern yang tampak dan ciri-ciri bangunannya yang membedakan dengan modern:
1. Tidak memakai semboyan Form Follow Function. Arsitektur post modern mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan. Untuk arsitektur Post Modern yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural atau identitas historis. Hal-hal yang ada di masa silam itu yang dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusiaan, atau dapat pula dikatakan bahwa arsitektur post modern memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (the past).
2. Fungsi
Yang dimaksud dengan fungsi di sini bukanlah aktivitas, bukan pula yang dikerjakan atau dilakukan manusia oleh manusia terhadap arsitektur (keduanya diangkat sebagai pengertian tentang fungsi yang lazim digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur post modern yang dimaksud fungsi adalah peran dan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia. Yang dimaksud manusia bukan melakukan kegiatan, tetapi sebagai makhluk yang berfikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori.
Fungsi di sini adalah apa yang dilakukan arsitektur bukan apa yang dilakukan manusia dan dengan demikian fungsi bukan aktivitas. Dalam Posmo perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu:
a. Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik perlindungan terhadap nyawa maupun harta)
b. Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat.
c. Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan.
d. Arsitektur memberikan kesempatan kepada manusia untuk bermimpi dan berkhayal
e. Arsitektur memberikan gambaran dan kenyatan yang sejujur-jujurnya
Sehingga dalam post modern yang ditonjolkan di dalam fungsinya itu adalah fungsi-fungsi metaforik (simbolik) dan historikal.
3. Bentuk dan Ruang
Di dalam post modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat). Keduanya menjadi dua komponen yang mandiri, sendiri-sendiri, merdeka sehingga bisa dihubungan atau tidak. Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang. Ciri pokok dari bentuk adalah ada dan nyata/terlihat/teraba, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ada dan tidak terlihat/tidak nyata. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkan. Dalam post modern bentuk menempati posisi yang lebih modern untuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang.
Tokoh dan Karyanya
A. Michael Graves



Lahir di Indianapolis dan mendalami arsitektur di University of Cincinnati dan Havard University. Konsep Graves adalah menafsirkan ualng gaya rasional yang diperkenalkan oleh Le Corbusier pada tahun 1920-an menjadi gaya neoklasik yang kemudian dia mengembangkan paham ekletik yang mengasbtrakkan bentuk-bentuk historikal dan menekankan penggunaan warna. Graves tidak memperdulikan akar-akar modernisme dan menghasilkan suatu visi klasisme yang kontras atau ironis dimana bangunan-bangunannya hanya menjadi klasik dalam hal massa dan susunan. Dia menerapkan humor sebagai bagian dari arsitektur. Rancangan-rancangannya yang terakhir dianggap oleh banyak ornag tidak berselera dan banyak imitasi belaka.
Salah satu karya Michael Graves adalah Public Service Building (1980-1982) di Portland, Oregon. Bangunan ini memiliki bentuk yang global, sangat sederhana seperti kotak atau blok ada yang mengatakan seperti sebuah kado natal raksasa dan ada yang mengataka seperti dadu.
…..
Kotak seperti dadu bagian utama dari The Portland terletak di atas unit di bawahnya seolah-olah ada sebuah tumpuan berwarna biru kehijauan, kontras dengan warna atasnya coklat susu cerah. Di bagian atas atau atapnya yang datar terdapat konstruksi seperti rumah-rumahan kecil mirip seperti kuil-kuil dari arthemis Yunani beratap piramid dan pelana.
…….


B. Charles Moore


Salah satu karyanya adalah
Piazza d’italia (1975-1980) sebuah taman atau ruang terbuka dalam rangka renovasi kawasan kumuh di New Orelans Amerika Serikat, ditujukan untuk para imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut.
Denah bangunannya berupa lingkaran, diperkuat dengan garis-garis melingkar pada lantai dengan warna dari bahan pada tengah taman di buat model tanah Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, dikelilingi kolam menggambarkan laut mediterania. Unsur modern art deco dimasukkan dalam beberapa kepala kolom di sela-sela kolom-kolom Italia tersebut.


C. Aldo Rossi


Berasal dari Milan Italia, lahir tahun 1913. Selain sebagai arsitek praktisi, pengajar juga banyak karya-karya tulisnya baik mengenai arsitektur kota maupun arsitektur. Karya-karyanya adalah:
· Teather Dunia I (II Teantro del mondo) 1978 di Venesia
Venesia ini merupakan kota kuno abad pertengahan di Italia, termasyur dengan keunikannya “terapung” di laut. Denahnya bujur sangkar 9,5 x 9,5 m2 di atas plarform semacam rakit 25 x 25 m. Bagian utamanya tingginya 11 m, di atasnya terdapat sebuah menara berdenah segi delapan setinggi 6 m, atapnya kerucut berisi delapan.

· Teater Carlo Felice (1983-1989) di Genoa Italia
Teater ini dibangun oleh Rossi bersama tiga arsitek lain yaitu I. Gardell, F. Reinhart dan A. Sibilia, dengan menggabungkan elemen-elemen klasik Yunani Ranaissance dengan elemen modern. Pemakaian unsur lama ciri arsitektur Post Modern antara lain gotic, terdapat dalam sebuah kerucut yang aneh, karena diletakkan di dalam di atas lobby utama.


D. Ricardo Bofil


Merupakan arsitek kelahiran Barcelona Spanyol. Salah satu karyanya adalah:
· The Palace of Abraxas (1978-1983)

Adalah sebuah apartemen modern di Marnella-la-Valle, sebuah kota baru di pinggiran timur Kota Paris. Apartemen ini terdiri atas dua unit dengan bentuk dan tata letak yang sangat unik, yang satu denahnya bagian dari setengah lingkaran, yang lain berupa blok di tengah bawah kosong seperti arc de triomphe. Bagian atas dari apartemen berlantai sepuluh terdapat balkon, balustradenya di beri alur-alur seolah-olah seperti kepal dari kolom Yunani.
Arsitektur Post Modern di Indonesia
Banyak yang menyambut kedatangan Arsitektur Post Modern Indonesia dengan gembira. Mengikuti harapan yang diutarakan di tempat awal munculnya aliran tersebut, Arsitektur Post Modern Indonesia juga diperkirakan mampu menembus dominasi aliran Internasional Style yang berjaya di Indonesia sejak tahun 70-an. Untuk itu beberapa artikel ditulis di majalah-majalah populer di Jakarta mengenai aliran ini dengan optimistik.
Arsitektur Post Modern sendiri diperkirakan muncul sekitar tahun 50-an di Eropa dan Amerika dalam wujud yang masih kasar dan kurang meyakinkan untuk diperhitungkan sebagai bibit unggul. Karena itu, tidak ada satupun sejarawan yang mengangkat dan membicarakannya, sebab mreka disibukkan dengan pekerjaan mengamati perkembangan Gerakan Modern yang ketika itu sudah menampakkan potensinya sebagai kekuatan baru di bidang arsitektur. Karya-karya itu mulai dibicarakan kembali setelah sebuah bentuk baru karya arsitektur mulai nampak di antara sejumlah karya-karya beraliran International Style. Itu berlangsung dalam periode 70-an dan semakin insentif pemunclan dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Kalau mengambil pokok-pokok pikiran post modern untuk meninjau keadaan dan perkembangan arsitektur di Indonesia, maka arsitektur post modern sudah ada di Indonesia sejak tahun 1970-an, melalui pandangan dan karya dari Y.B. Mangunwijaya. Di sini Y.B. Mangunwijaya menghadirkan karya arsitektur yang tergolong ke dalam sub langgam post modern.
Awalnya kedudukan arsitektur post modern di Indonesia bisa dilihat sebagai komoditi oleh kelompok masyarakat tertentu saja, yang hanya berkecimpung aktif dalam pembangunan ekonomi. Arsitektur Post Modern di Indonesia hanya dianggap sebagai hasil fancy atau minderwertigkeits-kompleks negara berkembang karena takut disebut terbelakang.
Kecenderungan yang kuat pada arsitektur post modern di Indonesia hanya bertumpu pada figurativism atau graphism seperti yang muncul pada Delta Plaza Surabaya, Gedung Universitas Atmajaya Jakarta atau gedung-gedung lainnya di jalan Kuningan Jakarta. Post Modern di Indonesia dilihat oleh arsitek sebagai gerakan Internasional, yang tidak menawarkan konsep baru tentang ruang dan lingkungan yang menjadi tempat keberadaan manusia, tetapi lebih pada bungkus sosok yang dapat ditelusuri dari Modernisme.
Post Modern tidak bisa disebut suatu epoche kultural karena yang dicapainya hanya sekedar popularitas, bukan pemberian nilai tambah yang memperkaya konsep beradanya manusia dalam lingkungan binaan Arsitektural. hal ini ditandai dengan adanya beerapa diantara karya-karya baru di Indonesia yang mencoba-coba menampilkan elemen tradisional pada tempat-tempat tertentu di bangunannya, yang pasti ditopang oleh dalih kontekstual, baik regional maupun lokal. Pada dasarnya mereka lupa bahwa bukan seperti itu kontekstual yang dibayangkan oleh para pencetus Arsitektur Post Modern, melainkan yang komunikatif yang dikenal secara populer oleh warga masyarakat setempat.
Post Modern dan Alirannya
Ada enam aliran yang menjadi sumber terbentuknya langgam gaya arsitektur Post Modern yaitu:
1. Aliran histiricsm
2. Aliran straight revivalis
3. Aliran neo vernacular
4. Aliran urbanist yang memiliki dua ciri yaitu
a. ad hoc
b. kontekstual
5. Aliran methapor
6. Aliran post modern space


Sumalyo, Yulianto, 1996. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Suriawidjaja, P. Eppi, alt., 1983. Persepsi Bentuk dan Konsep Arsitektur, Djambatan, Jakarta.
www.architecture.com/greatbuilding.
www.bluffon.edu/-Sullivanm/www.michaelgraves.com.
www.geogle.com/postmodern.
Wiryomartono, Poerwono Bagoes, 1993. Perkembangan Gerakan Arsitektur Modern di Jerman dan Post Modernisasi, Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Hutagalung, Rapindo, 1992. Architrave. Badan Otonomi Architrave Bekerjasama dengan PT. Mitramass Mediakarsa, Jakarta.

Arsitektur Post Modern. Wawancara dengan koran Seputar Indonesia

Arsitektur Post Modern.

24
Musée du Louvre (#313)Beberapa waktu lalu, saya dihubungi oleh Mbak Raya dari Koran Seputar Indonesia untuk wawancara tentang arsitektur postmodern. Tampaknya, media arsitektur yang mengulas arsitektur bagi khalayak umum juga mulai tertarik dengan istilah ini. Meskipun pertanyaan yang diajukan seputar hubungannya dengan arsitektur yang dikenal masyarakat, menurut saya justru disini letak dari korelasi yang mendasar dari keingintahuan masyarakat dengan gerakan filsafat dan arsitektur yang seringkali masih terasa jauh dari pemahaman yang sebenarnya.

Harold Washington Library Ornamentation
Unsur simbolisme dan metafor yang seringkali hadir dalam arsitektur Post Modern

Pertanyaan seputar dunia postmodern memang agak susah dipahami. Karena konsep ini sangat mendalam dan bila dijelaskan bisa satu buku sendiri. Ada ahli-ahli teori dalam dunia akademisi yang lebih tau dari saya sebenarnya. Karena itu, silahkan berkomentar bila sekiranya ada pendapat saya yang kurang selaras dengan teorinya.

Apa definisi dari post modern? Tolong jelaskan ?
Untuk mengerti tentang Postmodernisme, kita harus mengerti tentang 'modernisme', karena pada dasarnya postmodern adalah gerakan kritis terhadap 'modern'. Arsitektur modern adalah jenis arsitektur yang mendasarkan diri pada fungsi, tiadanya ornamentasi, dan penghilangan unsur-unsur dekoratif yang tidak perlu. Contohnya: arsitektur minimalis murni adalah jenis arsitektur modern yang berkembang. Arsitektur seperti ini tidak mengakomodasi elemen dekoratif, simbolik ataupun tradisional.

Postmodernisme adalah sebuah gerakan berdasarkan pandangan kritis atas gerakan modern yang dirasa tidak lagi manusiawi atau dapat menyelesaikan problem-problem dalam dunia modern itu sendiri. Dalam arsitektur menjadi sebuah gerakan baru untuk memberikan keleluasaan bagi berbagai faktor rancangan yang tidak pernah tercakup sebelumnya dalam arsitektur modern agar bisa muncul dan terakomodasi.

Postmodernisme bukanlah sebutan akan gaya arsitektur belaka, tapi lebih jauh dari itu, merupakan gerakan filsafat dan moral yang patut dicermati sebagai bagian dari kritik terhadap teori arsitektur modern yang cenderung meniadakan unsur-unsur yang manusiawi seperti simbolisme, dekorasi, dan hal-hal yang sifatnya non fungsional. Hal ini karena arsitektur modern yang kaku dan mendasarkan diri pada fungsi dirasa tidak dapat memberi solusi bagi keinginan manusiawi untuk lebih bebas berekspresi.

03g Southern California CalTrans Headquarters - Broad Plaza (E)
Ekspresi yang cenderung berlebih dalam konstruksi yang dibuat menjadi dekorasi, yang selalu dianggap tidak fungsional dan dekoratif biasanya diabaikan dalam arsitektur modern.

Bila kita tarik ke Indonesia, maka filsafat postmodernisme akan lebih dapat diterapkan karena pada dasarnya masyarakat kita sangat menyukai pembebasan bentuk-bentuk yang sifatnya dekoratif dan simbolik, misalnya: meskipun gaya rumah atau apartemen yang digunakan modern, tapi seringkali menggunakan ornamentasi atau dekorasi, dan banyak elemen yang sifatnya simbolik, misalnya: kepercayaan terhadap petungan Jawa, atau Feng Shui. Contoh lainnya, meskipun gaya arsitektur yang digunakan adalah 'gaya minimalis', tapi sebenarnya masih banyak ornamentasi yang dicoba untuk ditampilkan, misalnya dekorasi lis profil. Dalam arsitektur 'modern' yang murni, hal seperti dekorasi atau simbolisme itu tidak boleh ada.

gamelan
Untuk mengangkat kembali nilai-nilai arsitektur tradisional, bisa dilakukan kedalam arsitektur yang berkonstruksi modern untuk mencapai nilai-nilai yang dipahami dalam dunia modern

Ciri-ciri arsitektur post modern? Sebutkan dan beri contoh? Bagaimana dengan bentuk atapnya? Pilarnya? Apa yang ditonjolkan dalam gaya post modern?

Dalam bicara postmodern, secara dangkal kita bisa mengkaitkannya dengan bentuk bangunan seperti bentuk atap, penggunaan pilar, atau ornamentasi. Bahkan bentuk-bentuk yang aneh seperti Plaza Ex juga bisa disebut postmodern. Tapi kita tidak bisa melihatnya dengan pengertian yang dangkal, bila ingin memahami postmodern.

Left image source from archiwork.net


Betul bahwa metode akomodasi bentuk-bentuk elemen tradisional atau simbolisme dapat digolongkan menjadi metode desain dalam postmodernisme, tapi bukan berarti semua yang mengandung atap tradisional atau aneh, pilar gaya Romawi, dan sebagainya bisa langsung disebut sebagai Postmo. Tanpa adanya pengertian mendasar tentang postmodernisme, maka hasil karya seorang arsitek boleh jadi terlihat seperti postmodern, tapi sebenarnya ia adalah bagian dari gerakan yang harus dikritisi kembali bila metodenya tidak mendasar.

Ciri-ciri arsitektur postmodern adalah mengakomodasi fungsi dan bentuk yang dirasa perlu untuk hadir dalam rancangan, misalnya arsitektur tradisional, simbolisme, dekorasi, dan sebagainya. Misalnya, bila arsitektur sebuah bangunan itu penuh dengan garis-garis tumpang tindih seperti sarang burung... boleh jadi sang arsitek sedang mengakomodasi bentuk sarang burung dalam bangunannya. Bila dalam desain bangunan terdapat pilar gaya Romawi atau pilar gaya Jawa, tapi menggunakan konstruksi modern, boleh jadi sang arsitek sedang mengakomodasi bentuk ornamentasi dan budaya Romawi atau Jawa dalam bangunannya.

apakah ada contoh bangunan di Indonesia bergaya post modern? Jika ada beri contoh?

Bangunan tinggi bergaya Mediterania, Romawi klasik, atau Jawa (bila ada) adalah contoh dari bangunan postmodern. Meskipun disini, sekali lagi kita tidak bisa menjamin bahwa arsiteknya sendiri mengerti tentang konsep postmodernisme.

Left image source from www.sewa-apartemen.net

patokan atau pakem untuk membuat bangunan post modern? Apa yang harus dipikirkan dan dilakukan?

Tidak ada pakem atau patokan khusus dalam dunia desain postmodernisme. Yang ada adalah pandangan bahwa disamping fungsi bangunan, kita masih dan sebaiknya mengakomodasi berbagai elemen lain seperti simbolisme, tradisi, dekorasi dan konteks lainnya, seperti konteks sosial budaya. Dengan pandangan seperti ini, bangunan yang dirancang tidak akan kaku dan dapat lebih mengakomodasi kebutuhan maupun sisi manusiawi dari pemakainya dan orang yang melihat bangunan tersebut.

sudah umumkah diterapkan di Indonesia?

Sudah umum, tapi umumnya orang Indonesia tidak mengerti konsep postmodernisme, mungkin yang terlihat adalah bangunan yang lain daripada yang lain, atau bangunan yang terlihat seperti di luar negeri, atau pandangan yang lain. Pada dasarnya banyak arsitek mendesain bangunan postmodernisme, tapi tidak mengerti yang dirancang ataupun jenis metode yang mereka gunakan. Tapi sebagian juga sudah mengerti.

tema atau desain yang mana yang cenderung sudah mendekati post modern?

Tidak ada tema atau jenis desain khusus dalam desain postmodern. Yang harus dilakukan adalah memahami dahulu konsepnya, dan kemudian baru tema bisa muncul. Contohnya, pahami dahulu mengapa kita harus menggunakan pilar gaya Romawi. Menurut dunia postmodern, elemen khusus seperti pilar atau bagian bangunan lain yang memiliki simbolisme dapat dihadirkan dalam rancangan bangunan sebagai bagian untuk melengkapi desain, apakah itu dengan tujuan menghadirkan kesan berwibawa, stabil, atau lainnya. Banyak elemen ditambahkan dalam rancangan bangunan dalam kerangka konsep yang mengakomodasi unsur-unsur yang non-modern itu tadi.

warna yang dominant di bangunan post modern?

Sama seperti tema, tidak ada warna dominan dalam bangunan postmodern.

Apakah gaya post modern bisa disebut desain futuristic?

Tidak semua bangunan postmodern 'terlihat' futuristik. Memang benar, karena bangunan postmodern banyak yang didesain dengan cara yang tidak sama seperti pendahulunya, misalnya bangunan icon postmodern "Pompidou Center" di Paris, dimana semua struktur bangunannya berada diluar dan terlihat futuristik. Contoh lain seperti pyramid kaca karya I.M. Pei di Museum Louvre, atau Guggenheim Museum karya Frank Gehry di Spayol. Kesemuanya tampak futuristik bagi sebagian orang yang melihatnya.

Museo Guggenheim Bilbao
Museum Guggenheim Bilbao, Spanyol. Salah satu icon postmodernisme yang sangat terkenal.

Musée du Louvre (#313)
Museum Louvre, Paris dengan piramid kaca yang didesain oleh I.M. Pei. Bagaimana sebuah piramid kaca bisa hadir dalam lingkup kompleks bangunan bergaya Eropa, dapat dijelaskan melalui pemahaman postmodern, tapi tidak melalui pemahaman modern.

Tapi tidak semuanya seperti itu. Kesan kembali ke masa lampau juga misalnya seperti gedung IT&T yang mengadopsi bentuk arsitektur Romawi pada gedung tinggi. Karena itu, model apartemen bergaya Mediterania atau klasik juga sebenarnya bisa disebut Postmodern, terlepas dari apakah arsiteknya menginginkan seperti itu.

bagaimana dengan penataan interiornya?

Sama seperti desain eksterior bangunan, unsur desain dengan metode modern yang ada dalam desain interior bisa ditambahkan unsur lain yang sifatnya dekoratif, tradisional, simbolik, dan sebagainya lewat dekorasi atau penambahan unsur etnik, misalnya.

Bisa juga desain hybrid, yang menggabungkan desain dengan teknologi tinggi seperti kaca, metal, dan aksesori seperti aksen pencahayaan yang berpusat pada sebuah simbolisme, dekorasi, atau aksen agar ditangkap oleh pengguna interior desain tersebut sebagai desain 'hi-tech'. Ini juga salah satu saja dari metode postmodern.

perbedaan modern dengan post modern?

Modern itu fungsional dan cenderung datar. Postmodern itu bisa mengakomodasi, hybrid, dari berbagai elemen yang sifatnya manusiawi. Pengertian lain bisa bervariasi dari berbagai kritisi dan akademisi. Pengertian ini yang saya miliki. Ada kemungkinan tiap arsitek memiliki bahasa berbeda untuk menjelaskan modern dan postmodern.

adakah tahapan atau cara pengaplikasian post modern dalam hunian?

Ada. Jangan terlalu terpaku pada fungsi ruang atau bangunan semata, karena ini adalah prinsip modern 'less is more', makin sedikit makin banyak. Tapi gunakanlah metode desain yang mengakomodasi cara hidup orang didalamnya, misalnya. Jadi lain dengan developer perumahan yang cenderung men-sama-ratakan cara hidup banyak orang dengan membuat desain yang fungsional dan sama untuk semua orang.

Desain rumah yang memperhatikan bagaimana kebiasaan sehari-hari orang yang hidup didalamnya, misalnya. Atau kebutuhan khusus seperti keinginan untuk mengakomodasi tradisi nenek moyang dalam bentuk aksen dekorasi, atau mungkin keinginan lain yang didasarkan pada teknologi tinggi agar mengakomodasi cara hidup orang didalamnya, misalnya. Adalah contoh sederhana metode desain postmodern.

Karena itu, desain postmodern dalam lingkup sederhana ini diharapkan bisa mengakomodasi hidup penghuninya dengan lebih baik, karena tidak didasarkan pada fungsi bangunan atau ruang semata. Kadangkala kita melihat rumah yang sudah didesain sedemikian rupa, berubah karena tidak sesuai dengan keinginan pemiliknya, baik dalam eksterior maupun interiornya. Desain yang baik harus dapat mengakomodasi perubahan dan minat orang didalamnya. Konsep ini dalam metode postmodern muncul dalam 'neo-vernakular' atau 'neo-organic/wrightian' design.


-- Terimakasih pada mbak Raya dari Koran Sindo atas pertanyaan-pertanyaannya --
________________________________________________

by Probo Hindarto


ENGLISH VERSION: Interview about Postmodern Architecture in daily use in Indonesia

Some time ago, I was contacted by Mbak Raya of Koran Seputar Indonesia for an interview about postmodern architecture. Apparently, the media architecture that examines the architecture for a general audience also got interested in this term. Despite questions raised about his relationship with a known architecture community, I think of it this is the fundamental correlation of public curiosity in philosophy and architecture movement that is often still far from understanding the truth.

Questions about the postmodern world is a little hard to understand. Because this concept is very deep and can be explained if one book alone. There are theorists in the academic world more than I actually know. Because of that, please comment if my opinion if there is a lack of harmony with the theory.

What is the definition of the modern post? Please explain?

To understand about postmodernism, we must understand about 'modernism', because it is essentially a postmodern critical movement against the 'modern'. Modern architecture is a type of architecture which is based on function, the lack of ornamentation, and the removal of decorative elements that are not necessary. For example: pure minimalist architecture is the kind of modern architecture developed. This architecture does not accommodate the decorative element, symbolic or traditional.

Postmodernism is a movement based on a critical view of the modern movement is no longer considered humane or can solve the problems in the modern world itself. In architecture into a new movement to provide flexibility for a variety of design factors that have never covered before in modern architecture in order to appear and accommodated.

Postmodernism is not the architectural style of the title would merely, but more than that, the movement and moral philosophy should be seen as part of the criticism of the theory of modern architecture tends to negate the elements of the human as symbolism, decoration, and the things that its non - functional. This is because modern architecture rigid and rely on perceived function can not provide solutions to the human desire for more freedom of expression.

Expression tends to excess in the construction made the decorations, which are always considered not functional and decorative are usually ignored in modern architecture.


When we pull into Indonesia, the philosophy of postmodernism would be applicable because our society is basically very fond exemption forms decorative and symbolic nature, for example: although the style of house or apartment is a modern use, but often uses ornamentation or decoration, and many its symbolic elements, such as: belief in petungan Java, or Feng Shui. Another example, although the architectural style used is 'minimalist', but actually there are many who tried to ornamentation is displayed, such as decorative trim profile. In the architectural 'modern' is pure, things such as decoration or symbolism that should not be there.
To raise again the values of traditional architecture, can be done berkonstruksi into modern architecture to achieve the values that is understood in the modern world


The characteristics of postmodern architecture? Indicate and give an example? How to form the roof? Pillars? What was highlighted in a post modern style?


In speaking postmodern, we can superficially linked with a form of buildings such as roof forms, the use of pillars, or ornamentation. Even the forms of strange Ex Plaza also be called postmodern. But we can not see it with a superficial understanding, if you want to understand the postmodern.


True that the method of accommodation forms or the symbolism of traditional elements can be classified into the design method in postmodernism, but that does not mean all of which contain traditional roof or strange, Roman-style pillars, and the like can be directly referred to as postmodernity. Without a basic understanding of postmodernism, the work of an architect may be seen as postmodern, but actually he is part of a movement that must be scrutinized again if the method is not fundamental.


The characteristics of postmodern architecture is to accommodate the functions and forms necessary to be present in the design, for example, traditional architecture, symbolism, decoration, and so on. For example, if the architecture of a building full of lines such overlapping bird nest ... may be the architect was to accommodate the form of a bird's nest in the building. If the building design is a Roman-style columns or pillars Java style, but using modern construction, the architect may have been to accommodate the shape and ornamentation of the Roman or Javanese culture in the building.


whether there are examples of Indonesian-style buildings in the modern post? If there is give an example?


Mediterranean-style high-rise buildings, classical Roman, or Java (if any) is an example of postmodern buildings. While here, once again we can not guarantee that the architect himself understood about the concept of postmodernism.


Image source from left-www.sewa apartemen.net


benchmark or standard to make the building a modern post? What to think and do?


There is no specific standard or benchmark in the design world of postmodernism. That there is the view that in addition to the functions of the building, we are still and should accommodate a variety of other elements such as symbolism, traditions, decorations and other contexts, such as socio-cultural context. With this view, the building will be designed not rigid and can better accommodate the needs of both the human side of the wearer and the people who saw the building.


already applied in Indonesia?


It's common, but generally people do not understand the concept of Indonesia postmodernism, perhaps you see the other buildings than the other, or buildings that look like in foreign countries, or other views. Basically a lot of architects to design buildings of postmodernism, but did not know who designed or type of methods they use. But some also have to understand.


themes or designs which tend to have close to a modern post?

There is no theme or type of special design in postmodern design. What to do first is to understand the concept, and then the new themes can emerge. For example, first understand why we should use the Roman-style pillars. According to the postmodern world, the special elements such as columns or parts of other buildings that can be presented in the symbolism of the building as part of the design complements the design, whether it's with the aim to present authoritative impression, stable, or others. Many elements are added in the building design in terms of concept elements to accommodate the non-modern it was.


dominant color in the building of modern post?


Just as the theme, there is no dominant color in a postmodern building.


Is the force could be called postmodern futuristic design?


Not all buildings postmodern 'look' futuristic. It is true, because many postmodern buildings are designed in a way that is not the same as its predecessors, such as building a postmodern icon "Pompidou Center" in Paris, where all structures located outside the building and looks futuristic. Other examples like the glass pyramid works I.M. Pei on the Louvre Museum or the Guggenheim Museum by Frank Gehry in Spayol. All looked futuristic for most people who see it.


Museo Guggenheim Bilbao

Guggenheim Museum Bilbao, Spain. One icon of postmodernism is very famous.


Musée du Louvre (# 313)

Louvre Museum, Paris with a glass pyramid designed by IM Pei. How does a pyramid of glass can be present within the scope of European-style building complex, can be explained through understanding the postmodern, but not through the modern understanding.


But not all like that. Impression back to the past as well as IT & T building that adopts the form of Roman architecture in tall buildings. Therefore, the model apartment or a classic Mediterranean style could also called Postmodern, regardless of whether the architect wanted it.


what about the interior arrangement?


Just like the exterior design of buildings, design elements with modern methods in interior design can be added to other elements in nature decorative, traditional, symbolic, and so on through decoration or addition of ethnic elements, for example.


Can also design hybrid, which combines high-tech design such as glass, metal, and accessories such as accent lighting based on a symbolism, decoration, or an accent that was captured by the user such as interior design design 'hi-tech'. This is just one of the postmodern methods.


modern differences with the modern post?


The modern functional and likely flat. It can accommodate postmodern, hybrid, from the various elements of human nature. Another sense can vary from various critics and academics. This sense that I have. There is a possibility every architect has a different language to describe the modern and postmodern.


is there a stage or how the application of modern post in occupancy?


There. Do not get too fixated on the function room or building only, because this is the modern principle of 'less is more', more less. But use design methods that accommodate the way people lived in it, for example. So the other with housing developers who tend to equal-averaged way of life many people by creating a functional design and the same for all people.

Design houses to see how the daily habits of people who live in it, for example. Or special needs like the desire to accommodate the ancestral tradition in the form of decorative accent, or perhaps other desires that are based on high technology in order to accommodate the way people lived in it, for example. Is a simple example of postmodern design methods.

Therefore, postmodern design in this simple scope is expected to accommodate the residents live better, because it is not based on the function of the building or room only. Sometimes we see the house that was designed in such a way, because it does not change according to the owner desires, both in exterior and interior. A good design should be able to accommodate change and interest in it. This concept emerged in the postmodern method of 'neo-vernacular' or 'neo-organic/wrightian'
design.


Theme Park dan Arsitektur Post-Modern

Theme Park dan Arsitektur Post-Modern

Tulisan berikut merupakan Makalah Akhir Semester dengan judul Theme Park dan Arsitektur Post-Modern: Implementasi negatif Theme Park bagi Arsitektur Post-Modern merupakan bagian dari tugas mata kuliah Teori Arsitektur 2 dalam program Pasca Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Indonesia.

Abstrak:
Theme Park yang muncul dalam era post-modernisme memiliki dilema tersendiri. Pada satu sisi menjunjung tinggi semangat post-modern, namun pada sisi lain implementasi dan perkembangannya yang dipengaruhi oleh konsumerisme dan industrialisasi cenderung menjadikan Theme Park sebagai kemunduran arsitektur post-modern.

Pendahuluan

Konsep Theme Park yang diwarnai dan dipengaruhi oleh berbagai aspek dan konsep lain ini sangat menarik untuk diamati. Pengaruh konsep ini juga cukup besar dalam dunia Arsitektur. Membahasnya dalam kerangka Post-Modern memberikan cakrawala tersendiri.

Secara konsep mungkin Theme Park nampak tidak memiliki pertentangan dengan Post-Modern bahkan ada yang mengganggap konsep ini sangat mencerminkan semangat post-modern. Namun di sisi lain, implementasi konsep ini juga banyak mengundang kritik dalam arsitektur Post-Modern. Bahkan lebih jauh konsep Theme Park bisa membawa post-modernisme kepada kematiannya.

Definisi dan perkembangan Theme Park

Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar ‘taman bertema’. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan definisi tentang Theme Park sebagai ‘dunia’ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix).

Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong munculnya konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian masyarakat akan suatu kondisi dimana ‘dunia’ mereka nampak atau jadi ‘lebih baik’ inilah yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini.

Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali –meski seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang cenderung menipu atau memperdaya– merupakan suatu ‘pengganti’ kenyataan demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi ‘stimulasi’ dan ‘simulasi’ tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan kondisi negatif urban lainnya karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan.

Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa munculnya konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt Disney, membuat Michael Eisner – pimpinan Disney yang baru - mengeluarkan ide untuk membangun sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan, hotel, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan ide tersebut membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan resep yang kurang lebih sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan mengintegrasikan juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar, kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan ‘hidup’.

Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan atau rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam perkembangan kota. Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota (downtown) lama, diharapkan mampu mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota (bangunan dan ruang kota) akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.

Theme Park dan Post-Modernisme

Istilah post-modernism –direkomendasikan penggunaannya oleh The British Independent pada 1992– berarti ‘apa pun yang kita pikirkan tentang masa sekarang’. Sedangkan jika ditinjau dari segi semantiknya, sejak kata ‘modern’ yang berasal dari Latin modo berarti ‘sekarang’ (just now), maka ‘post-modern’ jelas berarti ‘sesudah’ sekarang (after just now), atau sesuatu yang diatas, melebihi, melewati, diluar masa sekarang.

Serangan terhadap kata ‘sekarang’ ini dinilai Charles Jencks karena dimotivasi oleh ide untuk hidup melampaui waktu baik dalam kontinuitas sejarah maupun budaya yang membentang ke masa depan. Kata ‘post’ juga berhubungan dengan kata ‘posterity’ yang berarti keinginan untuk hidup melewati/melampaui batas wilayah budaya dan waktu.

Lebih lanjut menurut Charles Jencks, Post-Modern merupakan kelanjutan dari Modern dan masa-masa sebelumnya. Post-modernisme bukanlah anti modernisme, tidak seperti yang diungkapkan oleh Jurgen Habermas dan Jean-Francois Lyotard bahwa post-modern menolak ‘pencerahan’ (enlightment project), tetapi tetap mendukung emansipasi sosial kemanusiaan, meningkatkan kebebasan dan hak asasi (universal rights), yang justru ditentang adalah kenyataan bahwa hak asasi seringkali hanya dimiliki oleh kaum elite atau minoritas tertentu.

Dalam sejarah perkembangan dunia, perkembangan post-modern ini dibentuk oleh banyak aspek seperti politik, pergerakan sosial atau ekonomi dan lainnya, dibanding periode sejarah sebelumnya. Efeknya juga bisa dirasakan dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah dalam konsep liberalisme. Jika Liberalisme Modern berjuang untuk hak asasi dimana sebagian negara maju telah nikmati, Liberalisme Post-modern mengangkat agenda multiculturism, dan pengakuan terhadap hak kaum minoritas tanpa menghilangkan hak kaum minoritas lainnya. Memang logika pemikiran liberalisme modern dan post-modern bisa dinilai cukup berbeda bahkan menimbulkan konflik namun itu bukan berarti membuat mereka invalid satu terhadap yang lain. Keduanya tetap diperlukan dalam membentuk konsep hukum sosial dalam masyarakat.

Dari sejarah perkembangan post-modern, terdapat dua kondisi dasar perkembangan yang terjadi, reactionary post-modernism (reaksioner post-modernisme) dan consumer post-modernism (konsumer postmodernisme) – Margaret Rose, The Post-Modern and the Post-Industrial: A Critical Analysis, 1991

Dalam bidang arsitektur, motivasi utama munculnya arsitektur post-modern sangat jelas adalah akibat dari kegagalan sosial arsitektur modern. Kematian arsitektur modern dan ideologinya disebabkan karena menawarkan/menerapkan solusi teknikal pada masalah-masalah sosial.

Semangat Post-Modern dalam Theme Park

Keinginan untuk hidup melampaui batas budaya, tempat dan waktu telah membawa pada kombinasi yang tak terbatas, yang merupakan prinsip dasar Theme Park, menggambarkan adanya suatu pengakuan terhadap perbedaan dan keberanekaagaman atau pluralitas. Pengakuan budaya lain, konteks tempat lain, arsitektur lain, dan menempatkannya dalam suatu tatanan yang sama juga bisa diterjemahkan sebagai interpretasi liberalisme yang ingin dicapai post-modern.

Keberhasilan Theme Park menciptakan lingkungan yang terkontrol sehingga menghilangkan batas dan perbedaan antara kaum minoritas dan mayoritas merupakan jawaban atas hegemoni modernisme yang dipertanyakan pada awal munculnya gerakan post-modernisme.

Karena dalam semangat demokrasinya, modernisme telah menjadi sesuatu yang elite dan exclusive, sementara pada saat yang bersamaan, arsitek, seperti halnya kaum profesional lain dalam perkembangan peradaban, harus terus mengejar perkembangan yang begitu cepat. Akibatnya mereka terjebak antara lingkungan masyarakat dalam arti luas dan disiplin ilmu yang sangat terspesialisasi. Satu-satunya jalan keluar adalah sebuah radikal schizophrenia: menjadi terlatih untuk melihat ke arah yang berlawanan secara bersamaan. Solusi inilah yang disebut oleh Charles Jencks sebagai post-modern: arsitektur yang profesional dan popular sekaligus berdasarkan pada teknik baru dan pola (pattern) lama, salah satu formula yang banyak dipakai dalam Theme Park.

Implementasi negatif Theme Park dan efeknya bagi post-modern

Sebuah dilema yang dihadapi oleh Theme Park, seperti yang diungkapkan oleh Charles Jencks dalam bukunya “ The New Paradigm in Architecture ” adalah apakah benar dan cukup beralasankah dalam dunia demokrasi yang pluralistik ini untuk mengutip arsitektur lain dan jika ini dibenarkan, apakah ‘kutipan’ tersebut harus bersifat terus terang, mengecilkan arti atau malah menyembunyikan arti sebenarnya?. Karena salah satu masalah yang dihadapi oleh arsitektur modern adalah tuntutan yang tinggi akan originalitas yang sering dihantui oleh plagarisme.

Duplikasi mentah-mentah ide Theme Park yang sama pada berbagai lokasi yang berbeda sebagai akibat dari kemajuan industri dan akibat dorongan konsumerisme memang akhirnya bisa menjadi pisau bermata dua bagi Theme Park. Suatu hal yang bertentangan dengan asas konteltualisme post-modern dan justru mengakibatkan keanekaragaman yang monoton.

Kritik Charles Jencks bahwa Theme Park bisa menjadi ‘ciuman kematian’ bagi post-modernisme nampaknya cukup beralasan. Memang dalam perkembangannya tidak sedikit ditemui implemantasi Theme Park yang negatif. Kritiknya yang dibuat berdasarkan pada pengamatannya terhadap karya Michael Graves bagi Disney seperti Swan hotel dan Dolphin Hotel di Disney Florida memang cukup beralasan. Patung angsa setinggi 46 kaki sebenarnya bisa diolah lebih dari sekedar bentuk patung artistik seekor angsa. Padahal jika struktur patung angsa tersebut diekspos, bisa memberikan fungsi lain bagi angsa tersebut lebih dari sekedar sebagai ikon atau tanda (sign) semata, menjadi simbol, seperti yang dilakukan pada patung lady liberty.

Implementasi seperti itu memang sering kita temui, bentuk-bentuk eksterior yang hanya bersifat sebagai ‘pemanis’ semata tanpa ada korelasi dengan interior. Simulasi visual yang timpang dan stimulasi satu sisi. Tema diterjemahkan, peniruan bentuk yang naif dan mentah-mentah juga merupakan implementasi yang negatif dari Theme Park.

Kesimpulan

Kecurigaan kritis arsitektur terhadap Theme Park sebagai pertanda kematian arsitektur post-modern nampaknya tidak sepenuhnya benar karena secara konsep, Theme Park menyajikan ciri-ciri yang kuat post-modernisme. Efek negatifnya bagi perkembangan post-modern adalah implementasi konsep ini yang setengah-setengah serta ancaman kemajuan industrialisasi yang cenderung menciptakan budaya ‘masal’.

Dalam implementasinya, Theme Park harus tetap mencerminkan pluralitas dan originalitas pada waktu yang bersamaan.. Mengintegrasikan konstruksi, ornamen, furnitur, penanda dan seni dalam suatu tema membutuhkan totalitas seni dan arsitektur.

-------- oleh: Stevanus J Manahampi ----

Bibliografi
Cerver, Fransisco Asensio (1997); Theme and Amusement Park. New York: Hearst Books International.
Jencks, Charles (2002); The New Paradigm in Architecture: The New Language of Post-Modern Architecture. New Haven: Yale University Press
Jencks, Charles; What is Post-Modernism?.
Sorkin, Michael (1992); A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space. New York: Hill and